Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء
لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
”Wahai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit yang ada di dada, dan rahmat bagi
orang-orang mukmin.” (QS Yûnus [10]:57).
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَار
“Dan
Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada
orang-orang zalim selain kerugian.” (QS Al-Isrâ’ [17]:82)
Al-Qur’an
menjadi penasihat, penawar hati yang sedang gelisah-gundah gulana,
melapangkan dada yang terasa sempit dan menjernihkan fikiran yang sedang
kacau. Ia menjadi petunjuk dan rahmat bagi manusia, sedangkan di
akhirat kelak, ia akan menjadi syafa’at bagi para pembacanya.
Cahaya
Al-Qur’an masuk ke dalam hati hamba yang beriman sehingga memberikan
ketenangan dan ketenteraman. Cahaya Al-Qur’an menyinari rumah-rumah
mereka.Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an selalu menggema, menyelimuti sekitar
rumah. Rasulullah SAW bersabda,”Sinarilah rumah-rumah kamu sekalian
dengan bacaan Al-Qur’an.”
Rumah
tampak terang benderang menurut pandangan Allah apabila di dalamnya
selalu ada ayat-ayat suci Al-Qur’an yang di baca oleh penghuninya.
Cahaya ini bukan berasal dari lampu penerangan rumah, tetapi cahaya ini
berasal dari setiap huruf, kata, kalimat, dan ayat-ayat yang di baca.
Lalu di tela’ah menjadi sinar yang menerangi hati, menjadi cahaya Ilahi,
menerawang dalam setiap relung kehidupan.
Ia hadir pada hati
yang sempit lalu menjadi lega, hati yang marah menjadi pemaaf, jiwa yang
kikir menjadi dermawan, dan sebagainya. Al-Qur’an memiliki keutamaan
yang luar biasa, dan karenanya layak jika Al-Qur’an dijadikan sebagai
mukjizat terbesar yang diberikan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Abu
Hurairah r.a. menuturkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Keutamaan
Al-Qur’an dibandingkan dengan segala perkataan laksana keutamaan Allah
Yang Maha Pengasih dibandingkan dengan seluruh makhluk-Nya.”
Dalam
sebuah keluarga, seorang ayah berkewajiban mengajarkan Al-Qur’an kepada
putra-putrinya. Jika ia tidak mampu, hendaknya dititipkan kepada orang
lain untuk diajarkan Al-Qur’an. Allah SWT . menaruh kepedulian yang
sangat besar dengan mengampuni dosanya serta memberikan derajat yang
mulia kepada para pengajar Al-Qur’an. Anas r.a. menuturkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa mengajari anaknya membaca
Al-Qur’an dengan melihat (pada kitab Al-Qur’an), maka diampuni dosanya
yang telah lalu dan yang akan datang. Dan barang siapa mengajarinya
membaca Al-Qur’an dengan hafalan, lalu setiap anak membaca satu ayat,
maka Allah mengangkat satu derajat untuk ayahnya sehingga pada akhir
Al-Qur’an yang dibaca.”
KEUTAMAAN MEMBACA AL QUR'AN
Pembaca Al-Qur’an akan memperoleh ketenangan dan rahmat Allah.
Dalam
satu hadist diceritakan bahwa ada seorang laki-laki membaca surat
Al-Kahfi, dan didekatnya ada seekor kuda tertambat dengan tali panjang.
Sekonyong-konyong datang awan menyelubungi tempat orang itu, sehingga
kuda tersebut berputar-putar ditambatannya lalu lari. Ketika hari telah
pagi, orang itu mendatangi Nabi SAW. lalu diceritakannya kepada beliau
peristiwa yang dialaminya itu. Sabda Nabi SAW., “Itulah ‘sakinah’ (para malaikat turun membawa ketenangan dan rahmat) bagi pembaca Al-Qur’an.” (Shahih Muslim: 765)
Orang yang membaca Al-Qur’an akan memperoleh perhatian dari Allah.
Dari
Abu Hurairah r.a.,katanya dia mendengar Nabi SAW bersabda: “Allah tidak
menaruh perhatian terhadap sesuatu, seperti perhatian-Nya terhadap Nabi
ketika beliau melagukan Al-Qur’an dengan suaranya yang indah dan
keras.” (Shahih Muslim: 764)
Orang yang membaca Al-Qur’an di ibaratkan jeruk yang rasanya manis.
Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan
orang mukmin yang membaca Qur’an ialah seperti jeruk manis. Baunya
harum dan rasanya manis. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca
Qur’an ialah seperti kurma, tidak berbau tetapi rasanya manis. Dan
perumpamaan orang munafik yang membaca Qur’an ialah seperti kemangi,
baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang
tidak membaca Qur’an ialah seperti paria, tidak berbau dan rasanya
pahit.” (Shahih Muslim: 766)
Mahir membaca Al-Qur’an akan memperoleh kemuliaan di akhirat.
Dari
‘Aisyah r.a.., katanya Rasulullah SAW bersabda: “Orang (mukmin) yang
mahir membaca Qur’an, maka kedudukannya di akhirat di temani para
malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Qur’an, padahal dia gagap
sehingga sulit baginya membaca, maka dia mendapat pahala ganda.” (Shahih
Muslim: 767)
Disukai membaca Al-Qur’an di hadapan orang-orang pintar.
Dari Anas r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda kepada Ubay bin Ka’ab r.a., sabdanya: “Sesungguhnya Allah menyuruhku supaya membacakan kepadamu: “Lam yakunil ladzina kafaru (Surat Al-Bayyinah).” Tanya Ubay, “Apakah Allah menyebut namaku kepada anda?” Jawab Rasulullah SAW: “Ya, Allah menyebut namamu.” Lalu Ubay menangis karenanya. (Shahih Muslim: 768)
Keutamaan menyimak bacaan Al-Qur’an dan menghayatinya.
Dari
‘Abdullah Ibn Mas’ud r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda kepadanya,
sabdanya: “Bacakanlah Qur’an kepada-ku!” Jawabku, “Bagaimana pula aku
harus membacakan-nya kepada anda, sedangkan Qur’an itu sendiri
diturunkan kepada anda.” Sabda beliau, “Aku ingin mendengarkannya dari
orang lain.” Karena itu, kubacakan kepada beliau Surat An-Nisā’. Ketika
bacaanku sampai kepada ayat: “Fakaifa idza ji’na min kulli ummatin bisyahidin wa ji’na bika haulai syahida.”
[Maka bagaimanakah halnya orang kafir nanti, apabila Kami mendatangkan
seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu
(Muhammad) sebagai ssaksi atas mereka itu (sebagai umatmu).] (An-Nisā’
:41); Ketika itu aku mengarahkan pandanganku kepada beliau, maka
kelihatan olehku air mata-nya mengalir.” (Shahih Muslim: 769)
Keutamaan membaca Al-Qur’an dalam shalat.
Dari
‘Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda: “Sukakah kamu,
bila kamu pulang kerumahmu lantas kamu mendapati tiga ekor unta yang
sedang bunting dan gemuk-gemuk?” Jawab kami, “Tentu, ya, Rasulullah!”
Sabda beliau,“Membaca tiga ayat dalam shalat lebih bagus nilainya dari
ketiga unta bunting itu.” (Shahih Muslim: 770)
Orang yang membaca Al-Qur’an memperoleh Syafa’at di akhirat kelak.
Rasulullah
SAW bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena dia akan datang memberi
syafa’at kepada pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain,
yakni surat Al-Baqarah dan ‘Ali ‘Imran, karena keduanya akan datang
pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menanungi pembacanya,
atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi
hendak membela pembacanya. Bacalah Al-Baqarah, karena dengan membacanya
beroleh berkat, dan dengan tidak membacanya beroleh penyesalan, dan
pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir.”
(Shahih Muslim: 771)
Keutamaan surat “Al-Fatihah” dan ayat penghabisan surat “Al-Baqarah”.
Dari
Ibnu ‘Abbas r.a., katanya: “Pada suatu waktu, ketika Jibril sedang
duduk di samping Rasulullah SAW, sekonyong-konyong kedengaran suatu
bunyi seperti pintu sedang di bukakan orang. Lalu diangkatnya kepalanya,
seraya berkata: “Nah! Inilah pintu langit dibukakan hari ini, dimana
tidak pernah dibuka melainkan baru hari ini.” Dari pintu itu turun
malaikat. Kata Jibril,” Inilah malaikat turun ke bumi. Dimana dia tidak
pernah turun sebelumnya, melainkan baru hari ini.” Setelah malaikat itu
memberi salam, lalu dia berkata, “Gembirakanlah ummatmu dengan dua
cahaya yang kedua-duanya hanya diturunkan kepada-mu, dan tidak pernah
diturunkan kepada para Nabi sebelum kamu, yaitu: Surat Al-Fatihah dan
ayat-ayat penutup surat Al-Baqarah (ayat:284-286). Tidak satu huruf
pun yang anda baca dari keduanya, melainkan akan diberikan pahalanya
kepada anda.”
Sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang
membaca kedua ayat itu, yakni dari akhir surat Al-Baqarah, niscaya
keduanya akan memeliharanya dari bencana.” (Shahih Muslim: 772-773)
Orang
yang membaca surat “Al-Kahfi” akan terpelihara dari kejahatan Dajjal.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal
surat “Al-Kahfi”, dia terpelihara dari bencana kejahatan Dajjal.”
Dari Abu Qatadah r.a. dengan sanad yang sama: “Begitu pula ayat-ayat penghabisan surat Al-Kahfi (ayat 102-110)
Membaca
surat “Al-Ikhlas” sama nilainya dengan membaca Sepertiga Qur’an.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak sanggupkah kamu membaca sepertiga Qur’an
dalam semalam?” Mereka balik bertanya, “Bagaimana cara membaca
sepertiganya?” Jawab Nabi SAW., “Qul huallahu Ahad. (surat Al-Ikhlas)
sama nilainya dengan sepertiga Al-Qur’an.” [Lihat Shahih Muslim:
777-780]
Keutamaan surat “Al-Falaq” dan surat “An-Nās” (Mu’awwidzatain)Rasulullah
SAW bersabda: “Tahukah kamu beberapa ayat yang diturunkan Allah tadi
malam, dan yang belum pernah ada bandingannya? Ayat-ayat itu ialah: Qul
a’udzu birabbil falaq Qul a’udzu birabbinnas (Surat Al-Falaq dan Surat
An-Nas).” (Shahih Muslim: 781)
Sungguh
Al-Qur’an merupakan mukjizat luar biasa yang dapat memberikan
ketenangan, ketenteraman, kedamaian sekaligus obat bagi setiap penyakit,
yang bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau membacanya, menghayati dan
mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-harinya. Rasulullah SAW
bersabda,”Barang siapa membaca Al-Qur’an, kemudian ia melihat ada
seseorang yang diberi sesuatu yang melebihi keutamaan yang diberikan
kepadanya, berarti ia menganggap remeh terhadap sesuatu yang dimuliakan
oleh Allah.”
Dalam hadist lain, Rasulullah SAW
bersabda, “Tidak bisa memberi syafa’at yang lebih utama kedudukannya
menurut Allah daripada syafa’at Al-Qur’an.”
Demikianlah
wahai saudaraku, semoga risalah yang singkat ini bermanfaat bagi kita
semua. Marilah kita jadikan rumah kita sebagai majelis ta’lim yang di
dalamnya selalu dilantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, agar dapat selalu
menjadi obat dan penawar bagi hati kita dan agar cahaya rahmat-Nya
selalu menyinari rumah kita yang pada gilirannya akan menghadirkan rasa
ketenangan dan kedamaian pada penghuninya.
Alhamdulillah,
puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Saw.beserta keluarga dan shahabatnya.
ماً
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:56)
[Sumber:
As-Sunnah Madrasah Kita]